Siapa itu Yudas Iskariot? Nama Yudas Iskariot tentu sudah tidak asing bagi orang-orang kristen. Ia adalah salah satu dari dua belas murid Yesus, selama tiga tahun Yudas tinggal bersama dan mengikuti Yesus. Oleh sebab itu dirinya menyaksikan pelayanan, pengajaran dan mukjizat Yesus secara langsung.
Judas Iscariot atau Yudas Iskariot adalah anak dari Simon Iskariot. Nama “Yudas” umum digunakan kala itu, sedangkan arti penting dari nama “Iskariot” ini tidak diketahui dan hanya sebatas teori etimologi yang membahasnya.
Kisah Hidup Yudas Iskariot
Yudas Iskariot berasar dari Kota Kariot, dia punya posjabatan) seisi (bagai bendahara di antara dua belas rasul. Sayangnya tugas dan tanggung jawab Iskariot disepelekan, dirinya bahkan mengkorupsi uang yang ada untuk kepentinggannya sendiri. Hal ini tercatat dalam Injil Yohanes 12:5-6, sebagai berikut:
“‘Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya,”
Yohanes 12:5-6
Keserakahan Yudas ini membuat dirinya melihat Yesus Kristus sebagai suatu komoditas yang laku dijual. Hal itu membuat Yudas berkhianat dan menjual Tuhan Yesus kepada imam-imam kepala dengan harga 30 keping perak. Bukan hanya serakah, dia juga pandai bersilat lidah.
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Matius 26:14-15
Saat prajurit datang mencari siapa itu Yesus, Yudas memberi tanda dengan cara mencium Yesus.
“Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.”
Markus 14:44
Setelah diberi tanda, Yesus ditangkap di Taman Getsemani kemudian dibawa ke pengadilan. Di sana Yesus disiksa dan dijatuhi hukuman mati dengan cara disalipkan. Melihat hal itu, Yudas menyesal, sehingga ia mendatangi pemuka agama Yahudi untuk mengembalikan uang (30 keping perak) yang dia terima atas pengkhianatannya.
Sayangnya, para tokoh agama menolak pemberian uang tersebut dan membuat Iskariot membuangnya ke Bait Suci
Para tokoh agama enggan menerima uang tersebut. Akhirnya, dengan hati yang penuh penyesalan Yudas melemparkan uang itu ke Bait Suci.
Bait Allah atau Bait Suci merujuk pada dua tempat peribadatan bangsa Israel dan orang Yahudi di Yerusalem pada zaman kuno, yang terletak di Bukit Bait Suci.
Hanya saja, penyesalan Yudas Iskariot tidak dibarengi dengan pertobatan. Bukan mencari pengampunan dan mengubah keadaan, ia malah membiarkan keputusasaan menguasai dirinya. Hal itu membuatnya bunuh diri dengan cara gantung diri di sebuah pohon.
“Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.”
Matius 27:3-5
Jika Yesus adalah Tuhan, bagaimana Ia bisa salah dalam memilih murid dan justru membiarkan seorang pengkhianat?
Sejak awal, Tuhan Yesus sadar tentang apa yang dilakukannya, baik itu yang sudah maupun yang belum terjadi.
Jawab Yesus kepada mereka: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.”
Yohanes 6:70
Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis
Yohanes 13:26-27
Mengapa Yudas yang dipilih, merupakan misteri Allah yang tidak mampu kita pahami. Yang bisa kita percayai, hikmat Allah tidak mungkin keliru. Dia tidak pernah terkejut akibat salah mengambil keputusan.
Di antara murid Yesus, apakah tidak ada yang menduga bahwa Yudas Iskariot akan berkhianat?
Para murid lain tidak menyangka bahwa Iskariot akan melakukan hal keji seperti itu. Ketika Yesus berkata bahwa di antara mereka (dua belas rasul) ada seorang pengkhianat, para murid diselimuti keraguan dan bertanya siapa sosok yang dimaksud.
Mereka tidak menduga bahwa Yudas Iskariot pelakunya karena Yudas adalah salah satu anggota terpercaya di antara mereka. Bahwa ketika Yesus memberitahu Yudas, “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera,” (Yohanes 13:27), dan Yudas meninggalkan perjamuan itu, mereka yang duduk di meja itu mengira Yudas telah ditugaskan membeli makanan atau memberi sedekah (ayat 28-29).
Perbedaan Yudas Iskariot dalam Islam dan Kristen
Menurut sejarah Islam, Nabi Isa (Yesus Kristus) tidak dibunuh atau disalib, karena Allah telah mengganti orang yang disalibkan dengan seseorang yang bentuk dan rupa wajahnya menyerupai Nabi Isa, sedangkan Nabi Isa sendiri diangkat oleh Allah ke langit. Hal ini tertulis dalam Al-Quran surat An Nisaa sebagai berikut:
“ …dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (An Nisaa’: 157)
Penutup
Kisah Yudas mengajar bahwa kita harus menjaga diri terhadap dosa-dosa kecil yang pada akhirnya berkembang menjadi dosa besar. Kisahnya juga mengingatkan bahwa penampilan dapat menipu. Yesus mengajar, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:22-23).