Mengenal Kristen Ortodoks, Arti, Sejarah, dan Perbedaan dengan Gereja Katolik Roma

Baca: 5 Menit
Kristen Ortodoks

Gereja Ortodoks Timur atau disebut juga dengan Gereja Ortodoks, Ortodoks Timur, dan Ortodoks adalah komunitas Kristiani terbesar kedua di dunia sesudah Gereja Katolik Roma. Estimasi paling mendekati dengan jumlah umat Kristen Ortodoks Timur di seluruh dunia berkisar antara 225-300 juta jiwa. Namun, gereja ini bukan bagian dari Gereja Katolik Ritus Timur.

Apa yang dimaksud dengan Kristen Ortodoks?

Gereja Ortodoks adalah denominasi (suatu kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan/atau doktrin) gereja Kristen yang pengikutnya terutama berada di Eropa Timur dan daerah pesisir timur Laut Tengah. Selain itu, Gereja Ortodoks juga terdapat di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Gereja atau Kristen Ortodoks adalah suatu kepercayaan yang mengarah ke Kristen yang dibentuk pada Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium). Kata “ortodoks” berasal dari bahasa Yunani “orthos” (benar) dan “doxa” (kepercayaan atau opini) yang jika disatukan berarti komitmen suatu standar yang benar, yang berlaku secara umum.

Ortodoksi dalam sebuah ajaran agama artinya adalah ajaran yang benar, terkadang hal ini diartikan sebagai ajaran yang lama (asli), ajaran yang kuno atau ajaran yang fundamentalis. Jadi, dalam arti luas, ortodoks disebut sebagai agama atau posisi filosofis yang sesuai dengan pemahaman asli dan harfiah suatu doktrin. Bukan hanya Kristen, agama lain juga memilikinya, seperti: Yahudi Ortodoks, Islam Ortodoks, Buddha Ortodoks, dan Marxisme Ortodoks.

Sejarah lahirnya paham Kristen Ortodoks

Sejarah mencatat bahwa paham ortodoks ini lahir akibat perselisihan antara Gereja Alexandria, Gereja Roma, dan Kaisar Konstantin. Puncaknya, pada masa Kaisar Bizantium Marqilanus, tepatnya pada tahun 451, diadakan Majma Khalkaduniyah (Konsili Kalkedonia) dalam hal ketuhanan. Buntut dari konsili ini menimbulkan perpecahan di antara gereja-gereja yang sulit disatukan kembali.

Sejak saat itu juga umat Kristen terpecah menjadi dua yang satu berpusat di Roma dan Bizantium (kota di Yunani kuno), dipimpin Bapa Laon (440-461). Kelompok ini mengakui, al-Masih mempunyai dua sifat: Tuhan dan manusia yang kemudian lebih dikenal dengan Kristen dan Katholik.

Sedangkan di pihak yang kedua berpusat di Alexandria dan Antakia di bawah pimpinan Bapa Disqures (444-454 Masehi). Kelompok ini berpegang kuat pada sifat tunggal bagi al-Masih. Mereka tidak setuju dengan aliran kristen lainnya yang mengakui sifat Tuhan sekaligus manusia. Kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan kelompok ortodoks.

Kristen Orthodox juga memiliki beberapa toifah, artinya komunitas berdasarkan kesamaan kultur, tradisi, bahasa, dan bangsa. Karenanya ada toifah Koptik, Syrian, Armenian, dan Habasah. Sedang ‘aqidahnya‘ sama mempertuhankan Isa Almasih.

Apa itu Kristen Ortodoks Syiria?

Masyarakat Indonesia kadang binggung ketika mendengar Agama Kristen yang menggunakan Bahasa Arab dalam ibadahnya. Kekristenan Syiria (Syriac) merupakan rumpun kristen kuno yang menggunakan Bahasa Aramaik atau yang lebih modern dikenal sebagai Bahasa Suryani dalam melestarikan ajaran dan misi perjalanan zaman rasuli di Antiokhia yang saat ini dikenal sebagai Syria. Pada saat itu gereja-gereja di wilayah Yerusalem ke arah timur sampai selatan menggunakan Bahasa Aramaik (bahasa utama yang dipakai dalam kitab Talmud. Bahasa ini juga adalah bahasa ibu Yesus Kristus) sehingga dalam ajaran Kristen Syriac perjanjian baru, Kitab Injil, dan Kitab Pesito diterjemahkan ke dalam Bahasa Aramaik.

Kristen Ortodoks Syiria mengklaim punya bukti sejarah agama kristen, bahwa Injil yang pertama berbahasa Arab Syria. Menurut mereka, bahwa al-Masih kalangan penganut Kristen Ortodoks Syiria pantang menyebut Nabi Isa as dengan Yesus seperti lazimnya digunakan penganut Kristen Katholik atau Protestan, tetapi lebih suka menyebutnya dengan al-Masih atau Sayyidina Isa al-Masih, berbicara dengan menggunakan bahasa Syiria.

Kristen Ortodoks Rusia

Gereja Ortodoks Rusia

Rusia menjadi negara yang memiliki penganut Kristen Ortodoks terbanyak di dunia, sekitar 58 juta umat. Rusia dulunya saat bergabung dengan uni soviet adalah negara komunis yang melarang praktik beragama,namun setelah Uni Soviet hancur Rusia sudah tidak lagi menjadi ateis dan mayoritas warganya memeluk Kristen Orthodox. Nama gereja atau aliran Orthodox di negara ini adalah Russian Orthodox Church atau Moscow Patriarchate. Presiden Rusia, Vladimir Putin adalah salah satu penganut Kristen Ortodoks.

Gereja Ortodoks atau Kristen Ortodoks yang ada di dunia

Seiring berkembangnya Agama Kristen Ortodoks di seluruh dunia hingga banyak memunculkan paham ortodoks lainnya, seperti berikut ini:

  • Gereja Ortodoks Timur termasuk salah satu lembaga keagamaan tertua di dunia yang mengajarkan bahwa Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik didirikan oleh Yesus Kristus dalam Amanat Agung-Nya kepada para rasul, dan mempraktikkan apa yang dipahami sebagai iman asli yang diwariskan dari para Rasul. Ortodoksi Timur tidak memiliki Kepausan ataupun keuskupan dengan ortoritas serupa.
  • Gereja Ortodok Oriental adalah sebutan bagi Gereja-Gereja Kristen Timur yang hanya mengakui tiga konsili ekumenis, yakni Konsili Nicea Pertama, Konsili Konstantinopel Pertama, dan Konsili Efesus Pertama. Mereka menolak rumusan-rumusan dogmatik dari Konsili Kalsedon (451). Ortodoks Oriental mempunyai paham miafisit, berbeda dengan Ortodoks Timur dan Gereja Barat (Katolik Roma) yang memiliki kesamaan paham.Mereka memisahkan diri sebagai konsekuensi penolakan atas hasil Konsili Khalsedon, terutama karena perbedaan doktrin tersebut.
  • Yahudi Ortodoks adalah cabang dari agama Yudaisme yang sangat radikal. Penganutnya dikenal sangat kaku dalam mentaati seluruh hukum Taurat yang berjumlah 613 mitzvot/peraturan
  • Neo-Ortodoksi adalah nama bagi gerakan dalam aliran Kristen Protestan pada awal abad ke-20 yang amat mempengaruhi kekristenan pada waktu itu. Gerakan ini muncul sebagai respons negatif terhadap aliran liberalisme yang sebelumnya mendominasi kekristenan.
  • Katolik (katholikos) yang artinya “universal”. Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah “Gereja Katolik” bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Gereja Latin dan 23 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara
Trending hari ini:
Apa Itu Kitab Deuterokanonika? Sejarah Perdebatan Kristen

Perbedaan Gereja Ortodoks dengan Gereja Katolik Roma

Patriark dan paus fransiskus

Kalangan Kristen menganggap bahwa perbedaan utamanya ialah bahwa Gereja Ortodoks banyak menekankan ritus dan doa dalam bahasa tertentu, terutama dalam Bahasa Yunani Lawas atau Bahasa Slavonik Lawas Gerejawi (Old Church Slavonic). Sebenarnya Gereja Ortodoks menganut prinsip bahwa ibadah atau liturgi hendaknya dipahami oleh umat. Oleh karenanya semenjak awal, Gereja Ortodoks mendukung usaha penerjemahan Kitab Suci dan liturgi ke bahasa setempat. Bahasa Yunani Janji Baru (Koine) yaitu bahasa asli Kitab Suci Janji Baru, aci bahasa ini merebut tempat khusus dalam kehidupan Gereja. Namun, di Yunani sekarang ibadah dirayakan dalam bahasa Yunani yang dipahami umat, bukan bahasa Yunani masa seratus tahun pertama.

Pemakaian bahasa Slavonik sebenarnya adalah bukti prinsip penerjemahan tersebut. Santo Cyril dan Santo Methodius menyebarkan agama Kristen (Ortodoks) ke bangsa-bangsa Slavia (Eropa Timur) pada masa seratus tahun ke-10 dan menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi ke bahasa mereka ketika itu. Bahasa Slavonik yang dipakai mereka menjadi semacam bahasa klasik untuk bangsa-bangsa Slavia termasuk Rusia. Walau mungkin gereja-gereja di sana sedang memakai bahasa Slavonik Kuno, secara prinsip Gereja Ortodoks menekankan bahwa bahasa liturgi hendaklah dipahami oleh umat. Gereja-gereja Ortodoks di Eropa Barat, Amerika dan Asia biasanya memakai bahasa setempat.

Gereja Katolik Roma memiliki pusat di Roma dan dipimpin oleh Paus, sementara Gereja Ortodoks memiliki pusat spiritual di Istanbul (sebelumnya Konstantinopel) dan Patriark Ekumenis Konstantinopel adalah “primus inter pares” (“pertama di antara yang sederajat” — gelar kehormatan untuk seseorang yang secara formal setara dengan anggota lain dari sebuah kelompok) dalam kekristenan Ortodoks.

Umat gereja Ortodoks beribadat mengikuti Ritus Bizantin dan tata-tertib gerejawi Bizantium karena pengaruh Gereja Konstantinopel (Bizantium). Selama milenium (seribu tahun) pertama Kekristenan, lima wilayah yaitu Jerusalem, Aleksandria, Antiokhia, Roma dan Konstantinopel berada dalam persekutuan dan mengaku sebagai Gereja yang Satu, Kudus (Suci), Katolik (Penuh/Universal) dan Apostolik (Rasuli). Perkembangan politik dan jatuhnya Romawi Barat ke tangan suku-suku Jerman mengakibatkan jarangnya komunikasi selang Gereja Barat (Roma) dan Gereja Timur (Jerusalem, Aleksandria, Antiokhia dan Konstantinopel).

Pada tahun 1054 utusan Paus Roma ke Konstantinopel mengekskomunikasi Patriarkh Konstantinopel, yang membalas dengan gerakan serupa. Menurut pandangan Roma (satu-satunya wilayah patriarkhal Gereja Barat), Gereja Ortodoks yang memisahkan diri dari Gereja Yang Satu yaitu Gereja Katolik Roma. Tapi menurut pandangan Gereja Timur (empat wilayah patriarkhal), Roma lah yang jatuh dalam kesesatan (dengan memaksakan kekuasaan paus dan mengubah Pengakuan Iman Nicea) dan memisahkan diri dari Gereja Yang Satu. Perpecahan ini disebut skisma. Sampai sekarang Gereja Ortodoks tetap menganggap dirinya sebagai Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja Katolik Roma juga mengklaim hal yang sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

topik populer lainnya